Apresiasi Penangkapan Dokter Gadungan Timnas Indonesia, PSSI: Senang, Terima Kasih Polisi!

Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi. (Dok. PSSI)
BERITAINBOLA.COM – Pada tanggal 24 Januari, polisi berhasil menangkap Elwizan Aminuddin, dokter gadungan Timnas Indonesia yang telah beraksi selama delapan tahun, mulai dari tahun 2013 hingga 2021. Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Yunus Nusi, menyatakan kegembiraannya atas penangkapan tersebut.
Dokter Gadungan Timnas Indonesia
Elwizan Aminuddin berhasil menjalankan aksinya dengan berhasil merayu sejumlah klub sepakbola dan PSSI, memanipulasi dokumen palsu untuk memuluskan jalannya. Salah satu modusnya adalah dengan memalsukan ijazah kedokteran dari Universitas Syahkuala, Banda Aceh, yang membuat klub dan federasi sepakbola percaya pada kredibilitasnya.
Apresiasi PSSI
Yunus Nusi menyampaikan rasa syukurnya atas tindakan tegas kepolisian yang akhirnya berhasil mengungkap kecurangan ini.
‘’PSSI tentu senang dan terima kasih dengan kepolisian akhirnya bisa menangkap Elwizan Aminuddin. Bukan hanya PSSI, tetapi juga banyak klub yang kena tipu. Dia pernah menjadi dokter timnas sebelum covid melanda Indonesia. Modusnya adalah memalsukan ijazah kedokteran dari Universitas Syahkuala, Banda Aceh, sehingga klub percaya saat itu,’’ kata Yunus Nusi mengutip laman PSSI.
Sejumlah klub yang pernah menjadi korban dari aksi Elwizan Aminuddin antara lain Persita Tangerang, Barito Putra, timnas U-19, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, kembali ke timnas U-19, Kalteng Putra, dan terakhir PSS Sleman.
Mengenai dampak dari kasus ini, Yunus Nusi menyatakan bahwa PSSI akan memperketat prosedur perekrutan dokter dan fisioterapis untuk timnas maupun klub Liga 1, 2, dan 3.
‘’Sekarang setiap dokter dan fisio yang mau bertugas di klub Liga 1 ,2 dan 3, apalagi di timnas indonesia harus terlebih dulu menyerahkan foto kopi ijazah dokter yang sudah di legalisir oleh Fakultas Kedokteran tempat dia kuliah,” tegasnya.
Yunus Nusi juga menekankan pentingnya surat tanda register (STR) dan surat izin praktik (SIP) yang masih berlaku sebagai syarat mutlak bagi dokter dan fisioterapis yang ingin terlibat dalam dunia sepakbola. PSSI akan lebih teliti dalam menyelidiki asal usul dan kredensial setiap tenaga medis yang terlibat dengan timnas atau klub, untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.
Kasus Elwizan Aminuddin tidak hanya menjadi perhatian PSSI, tetapi juga mengingatkan seluruh industri sepak bola Indonesia akan pentingnya validasi dan verifikasi dokumen dari para tenaga medis yang terlibat. Kejadian ini menjadi momentum bagi pihak terkait untuk lebih memperketat pengawasan dan melibatkan lembaga-lembaga terkait dalam proses perekrutan, guna menjaga integritas dan kepercayaan di dalam dunia sepakbola Indonesia.
(da)
Lihat berita lainnya di YouTube Beritain Bola! dan Google News