PSSI Tunjuk Bima Sakti Jadi Pelatih Indonesia di Piala Dunia U-17 2023

Pelatih Indonesia di Piala Dunia U-17

Pelatih Indonesia di Piala Dunia U-17 2023, Bima Sakti. (Foto: Dok. PSSI)

BERITAINBOLA.COM – Bima Sakti ditunjuk PSSI sebagai Pelatih Indonesia di Piala Dunia U-17 2023. Kabar tersebut diumumkan PSSI melalui laman resminya, pada Sabtu (24/6).

Seperti diketahui, skuad Garuda Muda akan berpartisipasi di Piala Dunia U-17 setelah FIFA resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah. Indonesia menggantikan Peru yang sebelumnya gagal memenuhi kelayakan infrastruktur yang dimintai FIFA.

Piala Dunia U-17 dijadwalkan berlangsung pada 10 November hingga 2 Desember 2023. Piala Dunia U-17 adalah turnamen sepak bola yang diadakan setiap dua tahun sekali, melibatkan 24 negara yang bersaing untuk meraih gelar juara.

Hingga saat ini, sudah ada 20 negara yang memastikan diri lolos ke Piala Dunia U-17. Empat tiket tersisa akan diperebutkan oleh tim-tim Asia melalui kompetisi Piala Asia U-17 yang akan digelar di Thailand.

Baca juga..  Justin Hubner dan Indonesia Dapat Doa Dukungan dari Wolverhampton untuk Piala Asia 2023

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memastikan bahwa setelah menujuk Pelatih Indonesia di Piala Dunia U-17, pihaknya bersama pelatih akan melakukan seleksi pemain pada Juli dan Agustus mendatang.

“Pada Juli dan Agustus kita akan seleksi pemain yang pantas masuk tim U-17. Setelah itu akan kita kirim ke luar negeri untuk menjalani pemusatan latihan sekaligus melakukan uji coba dengan negara-negara Eropa, Asia, Afrika, dan lain-lain. Tujuannya agar mereka tidak kaget kalau nanti melawan tim-tim tangguh,” ujarnya mengutip laman PSSI, Minggu (25/6).

Erick juga menegaskan bahwa Bima Sakti akan didampingi oleh tim pelatih. Keputusan mengenai anggota tim pelatih akan dibahas dalam rapat Exco PSSI.

Baca juga..  Perjalanan Gemilang Sepak Bola dalam Sejarah SEA Games

Erick pun berharap Piala Dunia U-17 berjalan dengan lancar, meskipun saat turnamen berlangsung juga akan ada kampanye untuk Pemilu 2024.

“Kita harus mulai membiasakan diri dan tidak mencampuradukkan antara olahraga dan politik. Toh pada bulan itu Liga 1 juga sudah berjalan, meskipun kapasitas hanya 50%,” tutupnya.

Baca Berita dan Artikel Beritain Bola lainnya di Google News!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *